Pengenalan Model Pembelajaran Tematik Terpadu

 

Nama : Lailatul Husna Al-illahiyah

Nim : 0306203090

PGMI-5 / SEMESTER V

RESUME 2

PENGENALAN MODEL PEMBELAJARAN TEMATIK TERPADU

(Model Webbed, Model Nested & Model Connected)

A.    MODEL WEBBED

    Model Webbed merupakan integrasi atau memadukan topik sehingga menjadi suatu tema.

Kelebihan model webbed:

·         Mudah untuk dipahami

·         Mata pelajaran terpisah tetapi tema nya terkait

·         Materi lebih dikuasai

·         Tidak bingung

B.     MODEL NESTED

    Model Nested merupakan penggabungan beberapa pelajaran menjadi suatu keterampilan. Mata pelajaran nya terpisah, dan keterampilan yang menjadi penggabungnya.

Kekurangan model nested:

·         Sulit untuk dipahami

·         Semua harus dikuasai

·         Bingung karena terlalu banyak materinya

C.    MODEL CONNECTED

    Model Connected merupakan penggabungan ide, konsep, gagasan, materi, dan keterampilan yang sama. Mata pelajaran nya terpisah,  dan mengambil ide atau konsep nya untuk dijadikan materi.

Kekurangan model connected:

·         Kekurangan ide (mencari ide)


__________



REVIEW BUKU

PEMBELAJARAN TEMATIK”

TUGAS INI DISUSUN UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH TEMATIK

Dosen Pengampu: Rora Rizky Wandini, M.Pd.I


 

Disusun Oleh:

Semester V / PGMI 5

Lailatul Husna Al-Illahiyah               

 (0306203090)

 

PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SUMATERA UTARA

2022

 

 

 

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Puja dan puji syukur dihaturkan kepada Allah SWT yang telah memberikan nikmat-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas ini. Sholawat bertangkaikan salam dan berbuahkan iman kita hadiahkan kepada roh junjungan alam yakni Baginda Rasulullah SAW. Sebelumnya saya mengucapkan terima kasih kepada Ibu Rora Rizky Wandini, M.Pd.I selaku dosen Mata Kuliah Tematik Kelas Rendah yang telah memberikan tugas ini kepada kami dan saya juga berterima kasih kepada teman-teman dan rekan-rekan semua sehingga saya  dapat menulis tugas ini dengan sebaik-baiknya.

“Tiada gading yang tak retak, tiada manusia yang tidak mempunyai salah.” Kritik dan saran yang membangun dari pembaca yang nantinya akan dibaca adalah harapan terbesar saya. Akhir kata saya haturkan salam.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb.

                                                                                                           

 

                                                                                            Medan , 16 September  2022


Reviewer



DAFTAR ISI

 

KATA PENGANTAR.............................................................................................................. i

DAFTAR ISI............................................................................................................................ ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Identitas Reviewer…………….............................................................................................1

B. Identitas Buku yang Direview...............................................................................................1

BAB II PEMBAHASAN

A. Presentation…………………………………………...........................................................2

B. Story……………………………... .......................................................................................2

C. Art…………………... ..........................................................................................................2

D. Pendapat Reviewer……………………………….. .............................................................3

Kelebihan dan Kekurangan Buku…………………………,,,………………………...……3

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan............................................................................................................................4

B. Rekomendasi.........................................................................................................................4

C. Referensi……………………………………………………………………………………4

 

 

BAB I

PENDAHULUAN 

i           A.  Identitas reviewer:

Nama                           : Lailatul Husna Al-Illahiyah

Nim                             : 0306203090

Kelas                           : PGMI-5

Program Studi             : Pendidikan Guru Madrasah Ibtidaiyah                                :

Fakultas                       : Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

 

B.     Identitas buku yang di review:

1.      Judul                    : Pembelajaran Tematik                                 

2.      Edisi                     : Cetakan Pertama, Juni 2021

3.      Pengarang            : Rora Rizky Wandini, M.Pd.I dan

                         Emeliya Sukma Dara Damanik, M.Hum

4.      Editor                   : Dr. Adi Wijayanto, S.Or., S.Kom., M.Pd., AIFO.

                         Rina Devianty, M.Pd, Amrizal, Mutiara Inwar

5.      Penerbit                : CV. Pustaka Learning Center

6.      Kota terbit            : Malang

7.      Tahun terbit          : 2021

8.      ISBN                    : 978-623-6404-01-0

 

 

 

BAB II

PEMBAHASAN

A.               A.  Presentation

Buku yang kami review kali ini merupakan hasil tulisan dari Ibu Rora Rizky Wandini, M.Pd, yang merupakan salah satu dosen Universitas Islam Negeri Sumatera Utara (UINSU) Medan. Buku ini di desain dalam bentuk komik yang membahas tentang Pembelajaran Tematik Terpadu.

Penyajian cerita dari masing-masing karakter sangat baik dengan keberadaan lokasi yang cukup dekat dan saling  berinteraksi. Cara pengarang menyampaikan ceritanya lewat tulisan-tulisan juga sudah cukup baik. Masing-masing karakter berbicara dan bernarasi sesuai dengan tingkah mereka. Hal ini dibuktikan dengan kualitas gambar dan warna-warna yang sangat menarik, benar-benar berhasil membuat karakter-karakter dalam komik terasa lebih hidup.

 

B.                B.  Story

Komik ini menceritakan tentang beberapa mahasiswa dan mahasiswi yang hendak pergi ke kampus untuk melaksanakan perkuliahan. Diceritakan bahwa, ada beberapa mahasiswa yang berpapasan di tengah perjalanan dan kemudian saling membahas tentang materi yang akan di bahas didalam kelas. Mahasiswa-mahasiswi tersebut adalah Rafli, Fajri, Yasir, Aisyah, Imam, Dina, Salsa, Azmi, Ikhsan, dan Azra. Dari beberapa mahasiswa tersebut, tidak sedikit pula yang belum mempelajari materi yang akan di bahas didalam kelas. Adapun materi yang akan mereka pelajari adalah Konsep Dasar Pembelajaran Terpadu, Pembelajaran Tematik Terpadu, Perencanaan Prota, Program Prosem dan Pemetaan KD, Model Pembelajaran Tematik, Penilaian Pada Pembelajaran Tematik dan Rancangan Instrumen Penilaian dalam Pembelajaran Tematik.

Cerita dari komik ini bisa dikatakan memiliki sudut pandang, dimana komik ini akan sangat membantu mahasiswa calon guru agar menjadi guru yang profesional dengan persiapan yang matang.  Dengan dibentuk nya buku berdesain komik seperti ini, pembaca akan lebih tertarik dan tidak bosan untuk membaca buku ini lebih dalam.

 

C.             C.  Art

Gambar dan warna yang di desain dalam komik ini sangat indah dan menarik. Karakter-karakter dari komik ini juga digambarkan sangat sesuai dengan sifat mereka. Contoh yang bisa dilihat dari karakter Fajri yang merupakan seorang anak lelaki yang ambisius dalam belajar, yang dibuktikan dengan kemauan nya yang tinggi dalam mempelajari materi yang akan di bahas di dalam kelas.

 

D.    Pendapat Reviewer

Menurut reviewer komik ini cukup bagus jika memang target utamanya adalah calon guru. Karakterisasi dalam komik tersebut terbilang sesuai dengan bagaimana latar belakang satu karakter inti digambarkan. Salah satu contoh adalah Fajri yang telah di sebutkan diatas, bahwa Fajri ini seorang anak lelaki yang ambisius dalam belajar tetapi tidak pelit dan tidak menghujat temannya yang kurang dan belum paham dalam beberapa materi. Sifat Fajri ini telah mencerminkan sifat yang terpuji yang baik untuk ditirukan.

Tentu saja, komik ini juga sebagai refleksi untuk pembacanya, tidak semua  manusia itu sempurna. Konflik yang bisa dicerminkan pada interaksi antar karakternya, misal karakter Fajri seorang anak lelaki yang ambisius, dan Yasir seorang anak lelaki yang kurang persiapan dalam belajarnya.

 

Kelebihan dan Kekurangan Buku:

1.      Dilihat dari aspek tampilan buku (face value), buku yang di review adalah buku yang sangat menarik perhatian para pembaca maupun reviewer, serta desain yang digunakan pada cover juga cukup baik.

2.      Dari aspek layout dan tata letak, serta tata tulis, termasuk penggunaan font adalah:

Tulisan isi buku sudah sangat baik termasuk penggunaan font yang sesuai dengan susunan tulisan tetapi tidak sedikit tulisan yang tercetak kurang jelas.

3.      Dari aspek isi buku:

Isi buku disajikan dengan sangat baik dan lengkap, sehingga mudah untuk dipahami.

4.      Dari aspek tata bahasa, buku tersebut adalah:

Buku yang mudah dibaca karena bahasa yang digunakan merupakan bahasa baku yang familiar sehingga mudah untuk dipahami.

 

 

BAB III

PENUTUP

 

A.    Kesimpulan

              Buku ini berupaya mengulas dan mempertajam pengetahuan di bidang  Pembelajaran Tematik, khususnya pembahasan materi-materi dalam tematik.

Pada akhirnya, komik ini tidak hanya menyuguhkan konflik dalam pendidikan, namun, bagaimana manusia saling membantu, menghargai, dan berpartisipasi dalam proses pendidikan.  Alhasil, komik ini dapat direkomendasikan untuk kalangan Mahasiswa dan calon guru dari sudut pandang karakter mereka masing-masing.

 

B.     Rekomendasi

              Buku ini menarik untuk dibaca bagi calon pendidik dalam pengupayaan kebutuhan pengembangan pembelajaran tematik, serta menyikapi dan mengantisipasi permasalahan umum yang terjadi pada peserta didik dalam proses pendidikan.

 

C.    Referensi;

Wandini, R. R., & Damanik, E. S. D. (2021). Pembelajaran Tematik.

http://repository.uinsu.ac.id/id/eprint/12050


__________



CRITICAL BOOK REPORT (CBR) TEMATIK KELAS RENDAH

Mata Kuliah: Tematik Kelas  Rendah

Dosen Pengampu: Rora Rizky Wandini, M. Pd. I









Disusun Oleh:

PGMI 5/SEMESTER V

Aisyah Khairina (0306203113)

Lailatul Husna Al-Illahiyah (0306203090)




PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UIN SUMATERA UTARA

MEDAN

2022

 

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh

Puja dan puji syukur kita panjatkan atas kehadirat Allah SWT. Karena berkat rahmat dan karunia-Nya, saya dapat menyelesaikan Critical Book Report tentang ini tepat pada waktunya. Shalawat serta salam kita panjatkan kepada Nabi kita Muhammad saw, semoga kita dapat menerima syafa’atnya di yaumil akhir kelak.

CBR ini saya susun untuk memenuhi tugas akhir semester dan memiliki tujuan untuk memberikan informasi yang bermanfaat bagi para pembaca untuk mengetahui isi buku serta kelebihan dan kekurangan dari buku tersebut Saya mengucapkan banyak terima kasih kepada pihak yang membantu dalam penulisan CBR ini, juga berterima kasih kepada Umi Rora Rizky Wandini, M. Pd. I selaku dosen mata kuliah Tematik Kelas Rendah yang telah memberikan tugas ini kepada kami.

Dalam pengerjaan CBR ini saya mengetahui masih banyak terdapat kekurangan dan jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kritik dan saran yang bersifat membangun sangat diharapkan dari para pembaca demi perbaikan CBR yang selanjutnya.

Semoga CBR yang telah saya kerjakan ini dapat bermanfaat bagi para pembaca dan saya mohon maaf apabila terdapat banyak kesalahan kata-kata yang terdapat dalam CBR ini.

Wassalamu'alaikum warahmatullahi wabarakatuh






Medan, 14 September 2022


Kelompok 11



DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR i

DAFTAR ISI ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang CBR 1

B. Rumusan Masalah CBR 1

C. Tujuan CBR 1

BAB II INTISARI BUKU

A. Identitas Buku 2

B. Ringkasan Isi Buku 2

BAB III PEMBAHASAN

A. Kelebihan Buku 26

B. Kekurangan Buku 26

BAB IV PENUTUP

A. Kesimpulan 27

B. Saran 27

DAFTAR PUSTAKA 28












 

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Perkembangan ilmu pengetahuan yang minim dikarenakan minat baca masyarakat yang rendah pada saat ini. Mengkritik buku merupakan salah satu cara yang dilakukan untuk menaikkan ketertarikan minat baca seseorang pada suatu pokok bahasan. Mengkritik buku ini adalah salah satu tulisan atau ulasan mengenai sebuah hasil karya ilmiah yang melukiskan pemahaman terhadap isi sebuah buku.

Mengkritik buku dilakukan bukan untuk menjatuhkan atau menaikkan nilai salah satu buku melainkan untuk menjelaskan apa adanya suatu buku yaitu kelebihan atau kekurangannya yang akan menjadi bahan pertimbangan atau ulasan tentang sebuah buku kepada pembaca perihal buku-buku baru dan ulasan kelebihan maupun kekurangan buku tersebut. 

Setiap buku yang ditulis oleh penulis tentu pasti memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Oleh karena itu, kelayakan suatu buku dapat diketahui dengan melakukan resensi terhadap buku itu dengan perbandingan terhadap buku lainnya. Suatu buku dengan kelebihan yang lebih dominan dibandingkan dengan buku lainnya menandakan buku tersebut sudah layak untuk dipakai dan dijadikan sumber referensi oleh khalayak ramai.

Diharapkan dengan adanya laporan Critical Book ini dapat menambah pemahaman tentang materi dan mampu berpikir lebih kritis dan sistematis, sehingga mahasisa sebagai calon guru dapat mengaplikasikan materi ini di lapangan atau setelah menjadi guru.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, penulis membatasi materi yang akan dikritik, antara lain:

1. Apa dan bagaimana isi struktur buku tersebut?

2. Bagaimana intisari atau ringkasan buku tersebut?

3. Bagaimana kelebihan dan kekurangan buku tersebut

C. Tujuan

Adapun tujuan critical book ini adalah untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan isi buku, dan untuk mengetahui kelayakan buku tersebut untuk dibaca oleh khalayak ramai. 


BAB II

INTISARI BUKU

A. Identitas Buku

Judul Buku : Pembelajaran Kurikulum Tematik Terpadu

Penulis : Dr. H. Anda Juanda, M.Pd.

Penerbit : CV. Confident

Kota Terbit : Cirebon

Cetakan : Ke-1

Jumlah Halaman : 209 Halaman

ISBN : 978-602-0834-81-8


B. Ringkasan Isi Buku

Buku Pembelajaran Kurikulum Tematik Terpadu yang ditulis oleh Dr. H. Anda Juanda, M.Pd. memiliki Sepuluh Bab yang membahas materi yang berbeda. Tiap bab memiliki sub bab nya tersendiri. Adapun bab-bab yang ada dalam buku tersebut yaitu sebagai berikut:


BAB I

KONSEP DASAR KURIKULUM TEMATIK TERPADU

A. Kurikulum Terpadu dalam Perspektif

a. Perspektif Kurikulum Tematik Terpadu

Kurikulum tematik terpadu dapat diartikan suatu kegiatan pembelajaran dengan mengintegrasikan materi beberapa mata pelajaran dalam satu tema/topik/pembahasan. Pembelajaran tematik merupakan satu usaha untuk mengintegrasikan pengetahuan, keterampilan, nilai, atau sikap pembelajaran, serta kreativitas dengan menggunakan tema. 

b. Peran dan Fungsi Kurikulum Tematik Terpadu

Peran kurikulum terpadu, yaitu sebagai berikut:

a. Kurikulum sebagai suatu ide 

b. Kurikulum sebagai suatu rencana tertulis

c. Kurikulum sebagai suatu kegiatan

d. Kurikulum sebagai suatu hasil 

Fungsi kurikulum terpadu berfungsi sebagai berikut:

a. Preventif

b. Korektif

c. Konstruktif

c. Kurikulum Terpadu Ideal dan Aktual 

Kurikulum ideal, yaitu kurikulum yang berisi sesuatu yang dicita-citakan sebagaimana yang tertuang di dalam dokumen kurikulum. Kurikulum aktual, yaitu kurikulum yang dilaksanakan dalam proses pengajaran dan pembelajaran. Kenyataan pada umumnya memang jauh berbeda dengan harapan (idealistik). Namun demikian, kurikulum aktual seharusnya mendekati dengan kurikulum ideal. 

B. Karakteristik dan Jenis Kurikulum Tematik Terpadu

1. Karakteristik Kurikulum Tematik Terpadu

Menurut Pusat Pengembangan Pendidikan Universitas Gajah Mada (PPP, 2005: 4-5), menyebutkan bahwa apa pun bentuk atau kategori kurikulum terpadu, maka setiap kategori akan memiliki ciri-ciri atau karakteristik sebagai berikut:

a. Ada kombinasi dari beberapa subyek.

b. Ada penekanan pada “proyek”.

c. Mendorong pembelajar untuk mencari sumber belajar di luar text.

d. Ada hubungan di antara beberapa konsep.

e. Unit tematik merupakan organisasi dasar (sebagai pemicu pembelajaran).

f. Adanya tatakala yang lentur; dan

g. Pengelompokan siswa secara lentur.

2. Jenis Pendekatan Kurikulum Terpadu

Drake (1993) dalam Majid (2014: 58-59) mengklasifikasikan kurikulum terpadu menjadi tiga, yaitu pendekatan multidispliner, interdispliner dan transdispliner.

BAB II

LANDASAN PEMBELAJARAN KURIKULUM 

TEMATIK TERPADU

A. Historis Pembelajaran Kurikulum Tematik Terpadu

Model pembelajaran tematik terpadu (PTP) atau Integrated Thematic Instruction (ITI) dikembangkan pertama kali pada awal tahun 1970-an. Belakangan PTP diyakini sebagai salah satu model pembelajaran yang efektif (highly effective teaching model), karena mampu mewadahi dan menyentuh secara terpadu dimensi emosi, fisik, dan akademik di dalam kelas atau di lingkungan sekolah. Model PTP ini pun sudah terbukti secara empirik berhasil memacu percepatan dan meningkatkan kapasitas memori peserta didik (enhance learning and increase long-term memory capabilities of learners) untuk waktu yang panjang.

B. Landasan Yuridis Pendidikan dan Pembelajaran Kurikulum Tematik Terpadu

1. Landasan Pendidikan 

2. Landasan Psikologi Pembelajaran Kurikulum Tematik Terpadu

3. Aplikasi Teori Psikologi Gestalt dalam Dunia Pendidikan

a. Belajar

Menurut teori Gestalt, belajar adalah proses mengembangkan insight. Insight adalah pemahaman terhadap hubungan antar bagian di dalam suatu situasi permasalahan. 

b. Insight

Pemecahan masalah secara jitu yang muncul setelah adanya proses pengujian berbagai dugaan/kemungkinan. Setelah adanya pengalaman insight, individu mampu menerapkannya pada problem sejenis tanpa perlu melalui proses trial-error lagi. Konsep insight ini adalah fenomena penting dalam belajar, ditemukan oleh Koehler dalam eksperimen yang sistematis.

c. Memory

Hasil persepsi terhadap obyek meninggalkan jejak ingatan. Dengan berjalannya waktu, jejak ingatan ini akan berubah pula sejalan dengan prinsip-prinsip organisasional terhadap obyek. 

C. Landasan Filosofi Pembelajaran Kurikulum Tematik Terpadu

Filsafat berfungsi menentukan arah tujuan pendidikan, nilai-nilai moral, materi pelajaran, media, sumber belajar, pembentukan kepribadian peserta didik dan hasil belajar peserta didik. Salah satu aliran filsafat yang dikemukakan dalam uraian ini adalah filsafat progresivisme, humanisme, konstruktivisme, akan tetapi tidak mengesampingkan aliran filsafat yang lainnya. 

1. Filosofi Progresivisme

d. Progresivisme dalam Pengertian dan Sejarah

Progresivisme secara bahasa dapat diartikan sebagai aliran yang menginginkan kemajuan-kemajuan secara cepat. 

BAB III

KERANGKA DASAR KURIKULUM TEMATIK TERPADU

A. Struktur Kurikulum Tematik Terpadu

Struktur kurikulum berarti pengelolaan konten dalam belajar juga merupakan aplikasi konsep pengorganisasian konten dalam sistem belajar dan pengorganisasian beban belajar dalam sistem pembelajaran. Pengorganisasian konten dalam sistem belajar yang digunakan untuk kurikulum 2013 adalah sistem semester sedangkan pengorganisasian beban belajar dalam sistem pembelajaran berdasarkan jam pelajaran per semester.

B. Beban Belajar Kurikulum Tematik Terpadu 

Beban belajar merupakan keseluruhan kegiatan yang harus diikuti peserta didik dalam satu minggu, satu semester, dan satu tahun pembelajaran. Beban belajar dinyatakan dalam jam belajar setiap minggu untuk masa belajar selama satu semester. Beban belajar di SD/MI kelas I, II, dan III masing-masing 30, 32, 34 sedangkan untuk kelas IV, V, dan VI masing-masing 36 jam setiap minggu.

C. Kalender Pendidikan Kurikulum Tematik Terpadu

Kalender tematik dibuat setelah matrik Kompetensi Inti dan KompetensiDasar yang diikat dalam tema selesai dibuat. Kalender ini sebagai panduan gurudalam pelaksanaan pembelajaran tematik yang berfungsi sebagai jadwal.

BAB IV

PEMBELAJARAN KURIKULUM TEMATIK TERPADU

Pembelajaran model ini akan lebih menarik dan bermakna bagi peserta didik karena model pembelajaran ini menyajikan tema-tema pembelajaran yang lebih aktual dan kontekstual dalam kehidupan sehari-hari. 

1. Karakteristik Pembelajaran Kurikulum Tematik Terpadu

Pembelajaran Tematik Terpadu (PTT) adalah salah satu model pembelajaran terpadu (integrated instruction) yang merupakan suatu sistem pembelajaran yang memungkinkan peserta didik, baik secara individu maupun kelompok aktif menggali dan menemukan konsep serta prinsip-prinsip keilmuan secara holistik, bermakna, dan otentik (Kunandar, 2007: 69).

B. Tujuan dan Manfaat Pembelajaran Kurikulum Tematik Terpadu

1. Tujuan Pembelajaran Kurikulum Tematik Terpadu

Segala tujuan kurikulum harus sesuai dengan tujuan pendidikan nasional dan harus merupakan langkah dan sumbangan kearah perwujudannya. Ini dilakukan melalui berbagai tingkatan pendidikan. Kurikulum terpadu merupakan kurikulum yang memungkinkan peserta didik baik secara individual maupun secara klasikal aktif menggali dan menemukan konsep dan prinsip- prinsip secara holistik bermakna dan otentik.

2. Manfaat Pembelajaran Kurikulum Tematik Terpadu

a. Manfaat Bagi siswa

Kurikulum terpadu mengenal adanya hubungan antardisiplin yang dapat dipelajari oleh para mahasiswa secara terpisah (untuk mendalami karakteristik masing-masing disiplin ilmu) dansekaligus dipelajari secara kontekstual untuk memahami keterpaduan berbagai disiplin yang ada sehingga menimbulkan fenomena yang menarik dan bermakna (PPP UGM, 2005: 3).

b. Manfaat Bagi Guru

Manfaat pembelajaran tematik bagi guru antara lain adalah sebagai berikut:

1) Tersedia waktu lebih banyak untuk pembelajaran.

2) Materi pembelajaran tidak dibatasi oleh jam pelajaran, melainkan dapat dilanjutkan sepanjang hari, mencakup berbagai mata pelajaran,

3) Hubungan antar mata pelajaran dan topik dapat diajarkan secara logis dan alami. Dapat ditunjukan bahwa beajar merupakan kegiatan kontinyu, tidak terbatas pada buku paket, jam pelajaran, atau bahkan empat dinding kelas. 

4) Guru dapat membantu siswa membantu siswa memperluas kesempatan belajar ke berbagai aspek kehidupan. Guru bebas membantu siswa melihat masalah, situasi, atau topik dari berbagai sudut pandang.

5) Pengembangan masyarakat belajar terfasilitasi. Penekanan pada kompetisi bisa dikurangi dan diganti dengan kerja sama dan kolaburasi (Trianto, 2012: 153).

c. Manfaat Bagi Lingkungan Peserta Didik

Manfaat pembelajaran tematik terpadu bagi lingkungan peserta didik lainnya adalah mampu meningkatkan pengalaman-pengalaman para individu dan juga peserta didik. Hal ini tentu saja dapat membantu seseorang untuk bekerja lebih baik lagi, sesuai dengan pengalaman yang sudah pernah mereka peroleh di bangku pendidikan.

3. Kelebihan dan Kekurangan Kurikulum Tematik Terpadu

1) Kelebihan Pembelajaran Tematik Terpadu

Secara spesifik beberapa kelebihan pembelaran tematik terpadu (PTP) adalah sebagai berikut:

a. Menyenangkan karena berangkat dari minat dan kebutuhan anak didik.

b. Memberikan pengalaman dan kegiatan belajar-mengajar yang relevan dengan tingkat perkembangan dan kebutuhan anak didik.

c. Hasil belajar dapat bertahan lama karena lebih berkesan dan bermakna.

d. Mengembangkan keterampilan berpikir anak didik sesuai dengan persoalan yang dihadapi

e. Menumbuhkan keterampilan sosial melalui kerja sama.

f. Memiliki sikap toleransi, komunikasi dan tanggap terhadap gagasan orang lain.

g. Menyajikan kegiatan yang bersifat nyata sesuai dengan persoalan yang dihadapi dalam lingkungan anak didik (Majid, 2014. 92)

2) Kekurangan Pembelajaran Tematik Terpadu

a. Aspek Guru

b. Aspek Peserta Didik 

c. Aspek Sarana dan Pembelajaran 

d. Aspek Kurikulum

e. Aspek Penilaian

BAB V

MODEL-MODEL PEMBELAJARAN TEMATIK TERPADU

A. Outcome Pendidikan Fogarty

Sebelum mengimplementasikan kesepulum model pembelajaran terpadu Fogarty memberi peringatan yang tidak boleh dilupakan outcomes pendidikan siswa meliputi keterampilan: (1) kognitif, (2) afektif,

B. Model-Model Pembelajaran Terpadu

1. Model Fragmen (The Fragmented Model)

Asumsi model pembelajaran pragmented sebagaimana dikemukakan Fogarty (1991: 3) The traditional model of separate and distinct disciplines, which fragments the subject areas. Ilustrasi ini memberikan penjelasan bahwa model pembelajaran pragmented adalah kurikulum tradisonal yang diajarkan secara terpisah-pisah (fragments). 

2. Model Terhubung (The Connected Model)

Asumsi yang mendasari model connected sebagaimana Fogarty (1991: 13) mengemukakan Within each subject areas, course content is connected topic, to topic, concept to concept, one year’s work to the next, and relates ideal (s) explicitly. Maksudnya, setiap mata pelajaran berisi konten yang berkaitan antara topik dengan topik, dan konsep dengan konsep dalam satu mata pelajaran. Model ini penekanannya terletak pada perlu adanya integrasi inter bidang studi itu sendiri. 

3. Model Tersarang (The Nested Model)

Yang dimaksud model nested, yaitu: within subject areas, the teacher targets multiple skills: social skill, a thinking skill, and a content-specific skill (Fogarty, 1991: 23). Secara kontekstual, model pembelajaran terpadu ini, merupakan pengintegrasian kurikulum dalam satu disiplin ilmu dengan memfokuskan pada sejumlah keterampilan belajar yang ingin dilatihkan oleh guru kepada siswa dalam satu unit pembelajaran untuk ketercapaian materi pelajaran (content) yang meliputi: keterampilan berfikir (thinking skill), keterampilan sosial (social skill), dan keterampilan mengorganisir (organizing skill) (Fogarty, 1991: 23).

4. Model Terurut (The Sequenced Model)

Sumber Fogarty (1991: 34) Sebagaimana diungkapkan Fogarty (1991: 33) asumsi model Sequencedmenunjukkan bahwa topics or unit of study are rearranged and sequenced to coincide with one another. Similar ideas are taught in concert while remaining separate subjects. Berdasarkan asal kata “sequenced” adalah rangkaian, urutan, atau tingkatan. Sequenced adalah susunan bahan ajar yang terdiri atas topik/subtopik, dan di dalam tiap topik/subtopik terkandung ide pokok yang relevan dengan tujuan. 

5. Model Terbagi (The Shared Model)

Ilustrasi model terbagi (The Shared Model) Sumber Fogarty (1991: 44) Mode shared sebagaimana dijelaskan Fogarty (1991: 43) shared planning and teaching take place in two disciplines in which overlapping concepts or ideas emerge as organizing elements. Maksudnya, suatu bentuk perencanaan pembebelajaran antara disiplim ilmu yang satu dengan yang lainnya saling tumpang tindih (overlapping) ide-ide atau konsep, kedua ilmu tersebut memiliki keterpaduan yang dekat/erat. Misalnya, Matematika dan IPA, Agama dan Akhlak, Biologi dan Ekosistem. dan sebagainya. Tumpang tindih mata pelajaran ini menunjukkan langkah lebih maju adanya integrasi mata pelajaran (bidang studi). 

Kelebihan model ini, yaitu sebagai langkah awal menuju model pembelajaran terpadu yang mencakup antar disiplin ilmu (interdispliner), dengan menggabungkan disiplin ilmu serupa yang saling tumpang tindih memungkinkan mempelajari konsep yang lebih dalam.

6. Model Jaring Laba-laba (The Webbed Model)

Ilustrasi model jaring laba-laba (The Webbed Model) Sumber Fogarty (1999: 54) Fogarty menjelaskan bahwa model pembelajaran jaring laba-laba (The Webbed Model) yaitu, fertile theme is webbed to curriculum content and disciplines; subjects use the theme to sift out appropriate concept, topic, and ideas. Model webbed merupakan model pembelajaran terpadu yang menggunakan tema, topik, ide-ide sebagai dasar pembelajaran. Model pembelajaran ini memadukan multi disiplin ilmu atau berbagai mata pelajaran yang diikat oleh satu tema (Fogarty. 1991: 53). Penentuan tema dapat ditetapkan oleh guru dengan siswa atau sesama guru. Setelah tema disepakati bersama maka dilanjutkan dengan pemilihan sub-sub tema dengan memperhatikan kaitannya dengan mata pelajaran yang lain. Untuk itu, tema utama (inti) harus mempunyai cakupan materi yang luas, dalam dan memberi bekal bagi siswa untuk belajar lebih lanjut. Model webbed lebih menekankan pada keterlibatan siswa dalam pembelajaran sehingga siswa dapat memperoleh pengalaman langsung. Melalui pengalaman langsung akhirnya siswa akan memahami konsep-konsep yang telah mereka pelajari dan dapat menguhungkan dengan konsep lainnya.

7. Model Pasang Benang (The Threaded Model)

Ilustrasi model pasang benang (The Threaded Model) Sumber Fogarty (1991: 64) Fogarty (1991: 64) mengemukakan this threaded mode of curriculum integration focuses on the metacurriculum that supersedes or interests the very heart of any and all subject matter content. Substansi ungkapan ini bahwa model pasang benang (The Threaded Model), yaitu model pembelajaran yang menfokuskan pada metakurikulum (merupakan jantung/inti dari semua pokok bahasan) yang menggantikan atau yang berpotongan dengan inti materi pelajaran. Misalnya, untuk melatih keterampilan berpikir pemecahan masalah (problem solving) dari beberapa mata pelajaran dicari materi yang mendukung bagian dari problem solving. 

8. Model Integrasi (The Integrated Model)

Ilustrasi model integrasi (The Integrated Model) Fogarty (1991: 76)Fogarty (1991: 75) menyatakan bahwa this interdisciplinary maches subject for overlaps in topics and concepts with some team teaching in an authentic integrated model. Pembelajaran yang menggabung-gabungkankan bidang studi (interdisciplinary) yang tumpang tindih (overlaps) topik dengan topik konsep-konsep, sikap yang saling berhubungan di dalam beberapa bidang studi (mata pelajaran). Pembelajaran terpadu tipe integrated (keterpaduan) adalah tipe pembelajaran terpadu yang menggunakan pendekatan antar bidang studi, menggabungkan bidang studi dengan cara menetapkan prioritas kurikuler dan menemukan keterampilan, konsep dan sikap yang saling tumpang tindih dalam beberapa bidang studi (Fogarty, 1991: 76). Pada model ini terdapat team teaching yang berasal dari beberapa guru (guru mata pelajaran) berbeda, namun memiliki tema yang tumpang tindih (mata pelajaran sangat dekat keterkaitannya). 

9. Model Terbenam (The Immersed Model)

Ilustrasi model terbenam (The Immersed Model) Sumber Fogarty (1991: 86) Fogarty (1991: 85) menjelaskan bahwa the disciplines become part of the learner’s lens of expertise; the learner filters all content through this lens and become immersed in his or her own experience. Maksud pernyaatan ini, bahwa pembelajaran terpadu tipe immersed (pembenaman), yaitu suatu pembelajaran yang menggunakan pendekatan antar disiplin ilmu, dimana siswa dapat memadukan semua data dari setiap bidang ilmu dan menghasilkan pemikiran sesuai bidang minatnya untuk diterapkan dalam kehidupan sehari-hari (Fogarty, 1991). Dengan kata lain, Suprayekti (2003: 69) menjelaskan bahwa arti harfiyah kata immersedadalah pencelupan atau pembenaman. Pada pemebalajarn terpadu tipe ini, seluruh mata pelajaran merupakan bagian dari sudut pandang keahlian para siswa/mahasiswa secara individual. 

10. Model Jaringan (The Networked Model)

Ilustrasi model pembelajaran Jaringan (The Networked Model) Sumber Fogarty (1991: 96) Fogarty (1991: 95) learner filters all learning through the expert’s eye and makes intenal connections that lead to external networks of expert in related fields. Secara kontekstual untuk mempermudah memahami pandangan Robin Fogarty (1991) secara tersirat kata “networked” mengandung kerja sama. Artinya model pembelajaran yang berupa kerjasama antara peserta didik dengan seorang ahli (expert) dalam mencari data, keterangan, atau lainnya sehubungan dengan mata pelajaran yang disukainya atau yang diminatinya sehingga peserta didik secara tidak langsung mencari tahu dari berbagai sumber. 

BAB VI

PENYUSUNAN PERANGKAT PEMBELAJARAN KURIKULUM 

TEMATIK INTEGRATIF

A. Memilih dan Menetapkan Tema

1. Pemetaan Tema 

Penyususnan prangkat pembelajaran tematik integratif berbeda dengan pendekatan pembelajaran pragmented. Pemetaan pembelajaran tematik adalah suatu kegiatan untuk memperoleh gambaran secara menyeluruh dan utuh semua standar kompetensi, kompetensi dasar dan indikator dari berbagai mata pelajaran yang dipadukan dalam tema yang dipilih. Pembelajaran tematik merupakan pendekatan pembelajaran yang mengintegrasikan materi pengajaran dan pengalaman belajar melalui keterpaduan tema (Trianto, 2011: 283).

2. Menetapkan Tema

Pemetaan tema dapat dilakukan dengan berbagai cara. Namun demikian, tidak ada cara yang terbaik untuk menentukan tema tetapi tergantung dari situasi dan kondisi karena pada dasarnya pembelajaran tematik bergantung pada situasi dan kondisi kelas, sekolah, guru, atau lingkungan sehingga prosedur penentuan tema disesuaikan dengan situasi dan kondisi setempat. Menurut Tim Pusat Kurikulum (PUSKUR) dari Departemen Pendidikan Nasional (2006: 20-23) menentukan tema dapat dilakukan dengan dua cara. Cara pertama, guru mempelajari standar kompetensi (SK) dan kompetensi dasar (KD) yang terdapat dalam tiap-tiap mata pelajaran, dilanjutkan dengan menentukan tema yang sesuai. Cara kedua, guru menetapkan terlebih dahulu tema-tema pengikat keterpaduan, untuk menentukan tema tersebut, guru dapat bekerja sama dengan peserta didik sehingga sesuai dengan minat dan kebutuhan mereka. Perbedaan antara cara pertama dengan cara yang kedua terletak pada penentuan tema.

BAB VII

MENGEMBANGKAN SILABUS BERBASIS 

KURIKULUM TEMATIK TERPADU

A. Pengertian dan Prinsip Pengembangan Silabus

Sebagaimana dikemukakan di atas, yang dimaksud pengembangan silabus menunjukkan bahwa silabus sebagai penjabaran dari standar kompetensi, dan kompetensi dasar, bahan ajar, dan tidak bersifat mengikat, melainkan sesuai konteks tuntutan pembelajaran yang terus menurus berkembang. Berikut ini penjelasan atau uraian tentang silabus.

1. Pengertian Silabus

Silabus berasal dari bahasa Latin “syllabus” yang berarti daftar, tulisan, ikhtisar, ringkasan, isi buku (Komaruddin, 2000). Sedangkan menurut Salim (1987: 98) silabus dapat didefiniskan sebagai “Garis besar, ringkasan, ikhtisar, atau pokok-pokok isi atau materi pelajaran”. Silabus digunakan untuk menyebut suatu produk pengembangan kurikulum berupa penjabaran lebih lanjut dari standar kompetensi dan kemampuan dasar yang ingin dicapai, dan pokok-pokok serta uraian materi yang perlu dipelajari peserta didik dalam mencapai standar kompetensi dan kompetensi dasar. Silabus dibuat untuk jangka waktu satu semester atau satu tahun. Dengan demikian, silabus merupakan garis besar program pembelajaran untuk satu semester/satu tahun. 

2. Prinsip-prinsip Silabus

Beberapa prinsip yang mendasari pengembangan silabus antara lain: ilmiah, memperhatikan perkembangan dan kebutuhan siswa, sistematis, relevansi, konsisten, kecukupan. 

a. Ilmiah 

b. Memperhatikan perkembangan dan kebutuhan siswa 

c. Sistematis

d. Relevansi, Konsistensi dan Kecukupan

BAB VIII

MERANCANG RENCANA PEMBELAJARAN

KURIKULUM TEMATIK TERPADU

A. RPP Berbasis Tematik 

 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), yaitu panduan langkah-langkah yang akan dilakukan oleh guru dalam kegiatan pembelajaran yang disusun dalam skenario kegiatan. RPP disusun untuk setiap pertemuan yang terdiri dari 3 rencana pembelajaran, yang masing-masing dirancang untuk pertemuan selama 90 menit dan 135 menit (Trianti, 2009: 214). Senada dengan Muslich (2008: 53) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran adalah rancangan pembelajaran mata pelajaran per unit yang akan diterapkan guru dalam pembelajaran di kelas (waktu pada RPP sesuaikan dengan level sekolah).

BAB IX

SKENARIO PEMBELAJARAN KURIKULUM

TEMATIK TERPADU

A. Sekenario Pembelajaran Kurikulum Tematik Terpadu 

Arti sekenario pembelajaran indentik dengan Kegiatan belajar-mengajar (KBM) merupakan inti dari pelaksanaan kurikulum atau pendidikan. Suatu mutu lulusan dipengaruhi oleh mutu kegiatan belajar-mengajar. Bila mutu lulusanya bagus dapat diprediksi maka mutu kegiatan belajar-mengajarnyapun baik, sebaliknya bila mutu kegiatan belajar-mengajarnya belum bagus, maka mutu lulusannya juga akan tidak baik. KBM merupakan inti internalisasi nilai-nilai (values), sikap, pembentukan karakter, pengembangan keterampilan berpikir dan skill berdasarkaninteraktif guru dan peserta didik. 

BAB X

PENGEMBANGAN DIRI PESERTA DIDIK 

A. Pengertian Pengembangan Diri

Pengembangan diri merupakan suatu kegiatan yang bertujuan memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan dan mengekspresikan diri sesuai dengan kebutuhan, bakat dan minat setiap peserta didik sesuai dengan kondisi sekolah. Kegiatan pengembangan diri difasilitasi atau dibimbing oleh konselor, guru atau tenaga kependidikan yang dapat dilakukan dalam bentuk kegiatan ekstrakurikuler. Kegiatan pengembangan diri dilakukan melalui pelayanan konseling yang berkenaan dengan masalah diri pribadi dan kehidupan sosial, belajar dan pengembangan karir peserta didik. Pengembangan diri dapat diaplikasikan dengan mengikuti ekstrakulikuler yang ada di sekolah, (Kaswoto, 2011). 



BAB III

PEMBAHASAN

A. Kelebihan Buku 

Buku Pembelajaran Kurikulum Tematik Terpadu karya Dr. H. Anda Juanda, M.Pd. ini memiliki beberapa kelebihan, diantaranya buku ini sudah memiliki penerbit dan ISBN sehingga mudah untuk dicari, dan dalam penulisannya buku tersebut memiliki sistematika penulisan yang bagus. 

Dari segi bahasa, bahasa yang digunakan dalam buku ini sangat mudah di pahami, karena bahasanya tidak terlalu formal dan tidak terlalu bebas. Selain itu pembahasan pada buku ini sangat lengkap, sehingga mudah dipahami oleh pembacanya.

Dari segi isi, materi yang disampaikan pengarang banyak menggunakan referensi, penjelasan bagan yang ada juga cukup jelas. Desain buku ini juga cukupkompleks dan cover buku yang cukup menarik, dengan warna-warna yang cerah sehingga membuat orang tertarik membacanya.

Di setiap Bab nya juga ada rangkuman, tugas dan daftar Pustaka yang sangat memudahkan pembaca dalam memahami intisari buku dan melatih pemahan terhadap apa yang sudah dijelaskan dibuku tersebut dengan mengerjakan tugas yang sudah tersedia di buku tersebut.


B. Kekurangan Buku

Disamping kelebihan-kelebihan buku yang terpapar diatas, buku ini juga memiliki kelemahan. Adapun kekurangan atau kelemahan buku tersebut salah satunya diarenakan banyaknya referensi, pembahasan dibuku ini jadi kurang detail, tidak adanya kesimpulan setelah penjelasan dari beberapa pendapat yang telah diambil, ada beberapa kata yang penulisannya salah. Kurangnya gambar-gambar yang menarik sehingga sedikit membosankan.


BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan 

Berdasarkan pemahaman diatas, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa Critical Book merupakan merupakan kegiatan mengkritisi buku untuk mengetahui kelebihan dan kelemahan buku, baik dalam sistematika penulisan, penggunaan bahasa, isi materi dan tampilan buku. Hal tersebut dilakukan agar buku yang dikritik dapat direvisi agar menjadi buku yang lebih baik. 

Buku Pembelajaran Kurikulum Tematik Terpadu karya Dr. H. Anda Juanda, M.Pd. sudah layak dibaca karena termasuk kedalam buku yang bagus. Meskipun demikian buku tersebut juga memiliki beberapa kelemahan yang membuat buku ini menjadi kurang sempurna. 

Secara visual, buku tersebut terlihat menarik dan materi di dalamnya tersusun rapi. Bahasa yang digunakan oleh buku tersebut juga mudah dipahami, meskipun ada beberapa pemakaian diksi yang kurang tepat. 


B. Saran

Berdasarkan kekurangan-kekurangan yang telah ditelaah, maka terdapat saran yang disampaikan untuk penulis.  Kami menyarankan alangkah lebih baik dan menarik lagi jika kekurangan-kekurangan diatas dapat diatasi untuk perbaikan buku ini selanjutnya. 

Kami juga menyarankan kepada mahasiswa/I atau calon guru untuk membaca buku Pembelajaran Kurikulum Tematik Terpadu yang ditulis oleh Dr. H. Anda Juanda, M.Pd. Buku tersebut sangat bagus dan cocok untuk diamalkan oleh para calon pendidik untuk mengetahui psikologi anak yang diajar nantinya.


DAFTAR PUSTAKA

Juanda, Anda. 2019. Pembelajaran Kurikulum Tematik Terpadu. Cirebon: CV. CONFIDENT.




Komentar

Postingan populer dari blog ini

RUBRIK PENILAIAN TEMATIK

Pengenalan Model Pembelajaran Tematik